Sabtu, 21 Januari 2017

Tips Mengajari Anak Berbagi Sejak Dini

mengajari anak berbagi
Kemampuan berbagi perlu dimiliki anak dalam berinteraksi dengan teman


Saat anak Anda beranjak dewasa dan mulai menginjak bangku sekolah, anak akan belajar banyak tentang berinteraksi dengan orang lain terutama teman sebayanya. Hubungan interaksi tersebut melatih tumbuh kembang anak dalam berkomunikasi dan berperilaku yang baik. Pada tahapan ini, anak mulai beradaptasi dan menerima betapa pentingnya dan menyenangkannya mempunyai teman- teman yang banyak. Orang tua perlu memberikan dampingan pada anak dan memberitahukan nilai- nilai baik yang perlu dilakukan dalam berinteraksi dengan teman, contohnya mengajari anak berbagi. Berbagi merupakan salah satu bentuk berilaku sosial yang baik dalam hubungan interaksi dengan orang disekitarnya. Tips untuk Bunda dan Ayah dalam mengajari anak berbagi, sebagai berikut :


1.       Berikan Contoh

Anak-anak sedang melewati fase di mana mereka paling pintar dalam hal meniru. Apabila orangtua mengajarkan hal yang baik, maka anak pun akan meniru dan menerapkan hal baik tersebut. Berikan contoh cara berbagi kepada anak. Misal : Anda bisa memberikan contoh dengan menyediakan kue yang paling dia sukai satu saja, kemudian Anda mencoba meminta kepada anak. Berikan ekspresi sedih saat anak tidak memberi dan berikan ekspresi yang luar biasa bahagia ketika anak memberi sebagai apresiasi. Lakukan hal sebaliknya, yaitu Anda memegang kue dan tunggu sampai anak meminta kepada Anda. Berikan contoh dengan membagi menjadi dua kue tersebut dan memberikan sebagian potongannya kepada anak.


2.       Bicaralah dengan Anak

Saat Anda memberikan contoh mengajari anak berbagi seperti diatas, berbicaralah pada anak untuk memberikan pemahaman – pemahaman terkait perilaku tersebut. Bicarakan apakah hal tersebut menyenangkan untuk berbagi, apakah hal tersebut baik atau tidak, apakah anak akan melakukan hal tersebut. Berikan pemahaman pada anak bahwa perilaku tersebut akan membuat orang disekitarnya bahagia.


3.       Ajarkan Mana yang Boleh dan yang Tidak Boleh untuk Berbagi

Bicaralah pada anak bahwa ada barang yang tidak boleh dibagi seperti barang miliknya yang penting atau yang hanya ada satu. Berbagi adalah hal yang baik, namun ajarkan pula pada si kecil untuk memperhatikan kebutuhan pribadinya sebelum memberi bantuan pada orang lain.


Demikian tips mengajari anak berbagi sebagai upaya pembentukan perilaku dan nilai – nilai baik pada anak.



Baca juga:

Kamis, 19 Januari 2017

Tata Krama Dasar yang Harus Diajarkan pada Balita

tata krama di lingkungan masyarakat
Tata krama harus diajarkan pada buah hati sejak dini

Tata krama harus dilatih sejak dini agar anak memiliki tingkah laku baik dan perilaku yang sopan dan santun. Anak perlu diajarkan tata krama di lingkungan masyarakat agar kehidupan bersosialisasinya baik. Berikut ini adalah tata krama dasar yang harus diajarkan pada anak.


Ajarkan Cara Meminta Maaf dan Terima Kasih

Biasakan anak untuk mengucap kata maaf jika melakukan kesalahan dan mengucap terima kasih saat menerima bantuan. Berikan contoh pada anak melalui perilaku orangtua.


Mengucapkan Kata Permisi dan Tolong

Biasakan anak mengatakan kata permisi jika melewati orang lain atau meminta ijin melakukan sesuatu. Biasakan juga anak untuk mengucapkan kata tolong ketika akan meminta bantuan agar lebih sopan.


Menghargai Makanan

Ajarkan pada anak untuk tidak mencela makanan secara terbuka apalagi didepan si pembuat makanan. Biasakan anak untuk menghabiskan makanannya agar membuat si koki senang. Hal ini penting untuk melatih anak agar mempunyai sopan santun di meja makan dan tidak menyinggung orang lain.


Merapikan Barang Miliknya


         Biasakan anak untuk selalu merapikan mainannya atau barangnya setelah selesai digunakan. Ajarkan pula pada anak untuk mencuci piringnya sendiri setelah makan. Jika anak terbiasa hidup tidak bersih, maka hal ini akan terbawa saat berkunjung ke rumah orang lain sehingga mengurangi etika bertamu yang baik.



Baca juga:

Rabu, 18 Januari 2017

Cara Mengajarkan Ragam Budaya Tradisional pada Anak

Mempelajari ragam budaya tradisional penting untuk memupuk rasa nasionalisme (Sumber gambar: m.harianjogja.com)

Indonesia memiliki ragam budaya tradisional yang unik. Sebagai warga negara yang baik, sudah seharusnya kita mengenal dan menjaga ragam budaya tersebut. Mengajarkan ragam budaya tradisional pada anak sejak dini dapat memupuk rasa nasionalisme yang lebih tinggi. Beberapa caranya antara lain :

1.  Menggunakan bahasa daerah dalam percakapan sehari – hari
Ajarkan dan biasakan penggunaan bahasa daerah yang baik pada keseharian anak di rumah. Bahasa daerah sebagai bahasa ibu pertama sebelum bahasa Indonesia.


2. Menceritakan dongeng
Ceritakan dongeng-dongeng nusantara yang menyatakan ragam budaya dan asal-usul daerah. Setiap daerah memiliki kisah atau dongengnya masing –masing.


3. Kursus menari daerah atau bermain alat musik tradisional
Ketrampilan yang berbau tradisinal juga perlu dimiliki anak untuk menumbuhkan rasa cinta pada budaya tanah air. Anak bisa kursus menari khas daerah atau belajar alat musik tradisional.


4. Menunjukkan macam-macam pakaian adat
Poster yang berisi jenis-jenis pakaian adat dari semua suku di penjuru tanah air akan menarik perhatian anak dan menambah wawasan anak bahwa suku-suku terdiri sangat banyak dan beragam.


5. Wisata budaya
Anda juga bisa mengajak anak untuk berlibur di tempat-tempat yang memiliki ragam budaya berbeda, sehingga anak memiliki wawasan yang lebih luas.


Mengenalkan ragam budaya tradisional pada anak melalui cara-cara yang menarik akan memperluas pengetahuan ananda tentang ragam budaya yang bermacam-macam dan mengajarkan ia menghormati budaya lain.


Baca juga:

Selasa, 17 Januari 2017

Kiat Mensinergikan Pola Asuh Bunda dengan Kakek Nenek

pola asuh kakek nenek
Sering terdapat perbedaan antara pola asuh kakek nenek dengan orang tua


Banyak keluarga kecil dimana ayah dan ibu bekerja dari pagi hingga sore hari sehingga anak mereka harus dititipkan kepada kakek nenek. Hal tersebut menyebabkan kakek dan nenek lebih lama disisi anak dibadingkan ayah dan ibunya, sehingga secara tidak langsung apa yang diajarkan oleh kakek dan nenek mungkin lebih banyak terserap dalam diri si anak. Mungkin terdapat pebedaan antara pola asuh kakek nenek dengan orangtua. Berikut tips mensinkronasikan pendidikan dari kakek nenek dan orangtua.


Usahakan untuk Tidak Mengkritik Sang Kakek / Nenek

Bagaimanapun Anda telah meminta bantuan orangtua Anda untuk menjaga dan merawat anak Anda saat Anda sedang bekerja. Jangan menyinggung perasaan mereka denga mengkritiknya. Tetap ucapkan terimakasih atas bantuan mereka.


Lakukan Diskusi Rutin dengan Kakek Nenek Terkait Gaya Mendidik Anak

Jika ada hal – hal yang tidak sesuai dalam mendidik Anak, utarakan pendapat Anda dengan sopan berikut alasannya. Tanyakan juga alasan kakek nenek melakukan hal tersebut, karena mungkin tujuannya baik karena pada dasarnya, segala yang diajarkan kakek dan nenek adalah untuk kebaikan si anak.


Yakini Bahwa Gaya Mendidik Mereka Juga Baik untuk Perkembangan Anak


Demi kebaikan buha hati, orang tua juga harus memberi kepercayaan pada kakek nenek dengan caranya masing -masing dalam mendidik si anak. Cara kakek dan nenek mungkin lebih konvesional dan tidak modern, namun yakini bahwa setiap yang  mereka berikan pasti ada mafaat positifnya untuk anak.


Baca juga:

Senin, 16 Januari 2017

Tips Mengajarkan Anak Bermain Bersama Teman

manfaat bermain dengan teman
Bersosialisasi dapat dipelajari melalui kegiatan bermain bersama teman


Mengajarkan anak berosialisasi sejak dini dapat meningkatkan kecerdasan anak. Bersosialisasi dipelajari si kecil melalui kegiatan bermain dengan teman-teman sebayanya. Bermain dengan teman sebaya memiliki banyak manfaat untuk tumbuh kembang anak. Manfaat bermain dengan teman adalah meningkatkan rasa percaya diri anak, anak menjadi mudah bergaul, anak lebih ceria, anak menjadi lebih cerdas, dan sebagainya. Berikut tips mengajarkan anak bermain bersama temannya :


Berikan Contoh Komunikasi yang Baik

Orangtua bisa memberikan contoh bersosialisasi yang baik dengan membawa anak saat Anda sedang berbincang-bincang dengan banyak orang. Berikan contoh respon atau reaksi yang baik saat menanggapi pembicaraan orang lain. Dengan begitu anak akan mencontoh prinsip-prinsip berkomunikasi dalam bersosialisasi yang benar.


Fasilitasi untuk Tempat Bermain

Berikan ruang yang bebas untuk anak dan teman-temannya bermain. Sediakan berbagai permainan yang dapat mengekspresikan diri anak sehingga ia pun semakin berkembang dan lebih percaya diri.


Ajarkan pada Anak Etika Bermain

Ajarkan pada anak apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan kepada teman-temannya. Misalnya : ajarkan bahwa bertengkar, berkata kotor, memukul  itu tidak baik dan tidak boleh dilakukan. Ajarkan apa yang harus dilakukan anak pada saat temannya berbuat buruk. Ajarkan pula pada ananda untuk selalu berkata terima kasih apabila mendapat bantuan dan meminta maaf jika dia berbuat salah.



Beberapa tips diatas bisa Anda terapkan untuk mengajarkan pada anak bagaimana cara yang baik bermain bersama teman-temannya. Yuk Bun, ajarkan si kecil bersosialisasi dengan teman sebaya!


Baca juga:

Minggu, 15 Januari 2017

Kiat Mengajarkan Kecakapan Hidup Anak Usia Dini

kecakapan hidup anak usia dini
Life skill sangat berpengaruh pada proses interaksi anak


Kecakapan hidup anak usia dini perlu dilatih. Kecakapan hidup atau life skills merupakan ketrampilan yang membantu anak sukses dalam lingkungannya. Menurut WHO, life skills adalah kemampuan orang untuk beradaptasi dan berperilaku positif sehingga orang tersebut mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya sehari-hari. Life skills sangat berpengaruh terhadap proses interaksi anak dengan lingkungannya. Para orang tua harus tahu cara mengajarkan kecakapan hidup anak usia dini. Hal –hal berikut perlu diperhatikan :


Cara Berkomunikasi Kepada Anak

Orangtua harus mencontohkan cara bicara yang baik, sopan dan menggunakan bahasa yang benar. Jika life skill dalam berkomunikasi ini dapat ditanamkan pada anak sejak dini, anak akan menjadi pribadi yang cerdas dalam mengungkapkan pemikirannya.


Menjadi Role Model

Sudah menjadi kewajiban bagi orang tua untuk menjadi role model yang baik untuk anaknya. Anak akan mencontoh apapun yang dilakukan orang tuanya. Perilaku atau sikap baik dari orang tua akan menurun kepada anak. Perilaku yang baik membantu anak untuk dapat dengan mudah diterima dalam berbagai macam lingkungan dan dapat mengenal teman dengan mudah.


Disiplin dan Konsisten


Ajarkan life skilsl tentang kedisiplinan dan konsistensi pada anak. Menjadi pribadi yang disiplin dan konsisten mengajarkan anak untuk lebih percaya diri, mampu membuat keputusan yang baik untuk dirinya, dan melakukan hal-hal yang sesuai. Anak dengan life skill ini mempunyai teman yang banyak karena jauh dari perilaku berbohong.


Baca juga:

Jumat, 13 Januari 2017

Trik Membujuk Anak Agar Mau ke Sekolah

anak enggan ke sekolah
Tugas membujuk si kecil ke sekolah kerap membuat ortu stres


Beranjak dewasa, si kecil mulai memasuki bangku sekolah. Si kecil akan mempunyai berbagai macam anggapan atau persepsi sebagai proses adaptasi pada lingkungan dan pola baru di sekolah.  Belum lagi mereka harus tinggal di sekolah tanpa ditemani oleh orang tua. Masa-masa dimana anak akan mulai menolak untuk berangkat sekolah pasti ada. Anak bisa merengek sampai menangis keras hanya karena enggan ke sekolah. Hal ini tentunya membuat para orang tua cukup stres karena harus bisa membujuk si kecil untuk ke sekolah. Beberapa trik berikut bisa Anda gunakan untuk membujuk buah hati supaya mau berangkat sekolah.

1. Ajak bicara anak dengan baik. Cari tahu penyebab anak menolak berangkat sekolah. Kebanyakan  alasan anak adalah karena takut oleh ibu guru, karena tidak punya teman, atau hal lainnya.
2. Berikan pengertian dengan bahasa yang bisa dia terima. Berikan gambaran pada si kecil    bahwa   sekolah itu menyenangkan. Ceritakan permainan yang bisa dia lakukan dengan teman-temannya di sekolah. Atau mungkin Anda juga bisa membicarakan tentang teman favoritnya di sekolah.
3. Anda bisa memberikan iming - iming akan membelikan mainan kesukaannya apabila dia rajin pergi ke sekolah. Namun cara ini lebih baik tidak digunakan terus-menerus  karena dapat membuat si   kecil berpikir bahwa sekolah adalah untuk mendapatkan hadiah. Hal tersebut bisa menyebabkan anak tidak memiliki keinginan untuk bersekolah apabila orang tua tidak menepati janjinya.
4. Ajarkan anak bersosialisasi sejak dini. Ajak anak bermain dengan teman-teman seusianya, namun tentu harus dengan pengawasan orang tua. Melatih anak bersosialisasi membantu anak memiliki tingkat kepercayaan diri lebih tinggi.



Tips dan trik diatas membantu Anda yang memiliki anak enggan ke sekolah. Lakukan dengan penuh kesabaran karena anak yang mungkin menolak dengan meronta-ronta. Seiring pertumbuhan si kecil, ia  akan memahami pentingnya sekolah sehingga mau pergi ke sekolah tanpa disuruh.


Baca juga: